Duniagame.net – Fenomena game Roguelite semakin mengemuka sebagai evolusi menarik dari genre Roguelike yang terkenal dengan tingkat kesulitannya. Bagi para penggemar game, istilah “Roguelike” seringkali identik dengan tantangan ekstrem dan hukuman besar bagi kesalahan sekecil apa pun, membuatnya terkadang kurang ramah bagi pemain kasual.
Namun, dengan hadirnya Roguelite, konsep ini disederhanakan, menawarkan pengalaman yang lebih mudah diakses tanpa menghilangkan esensi inti dari progres yang didasarkan pada setiap percobaan. Tren ini membuka pintu bagi lebih banyak gamer untuk menikmati sensasi mendalam dari genre ini tanpa rasa frustrasi berlebihan.
Dalam dinamika pasar game indie yang terus berkembang, muncullah sebuah judul baru yang menjanjikan pengalaman Roguelite yang segar dan penuh gaya, yaitu Yasha Legends of the Demon Blade. Dikembangkan oleh studio indie berbakat, 7QUARK, game ini langsung menarik perhatian dengan visual anime yang memukau dan narasi yang kaya.
Kehadiran Yasha Legends of the Demon Blade menjadi angin segar, menawarkan kombinasi unik antara mekanika Roguelite yang adiktif dengan estetika visual yang memanjakan mata, menjadikannya salah satu game yang patut diperhitungkan di kancah game independen tahun ini.
Review Mendalam: Yasha Legends of the Demon Blade – Petualangan Epik Penuh Gaya Anime
Yasha Legends of the Demon Blade adalah game Roguelite berbalut visual anime yang menawan, mengajak Anda menyelami dunia fantasi Jepang yang kaya. Dalam game ini, Anda akan memilih dari tiga karakter utama, masing-masing dengan gaya bertarung dan latar belakang cerita yang unik, sembari memperkuat kemampuan mereka untuk menghadapi berbagai tantangan.
Visual Anime yang Memikat dengan Karakter 3D yang Detail
Salah satu daya tarik utama Yasha Legends of the Demon Blade terletak pada desain karakter animenya yang sangat menarik. Unsur-unsur legenda Jepang terintegrasi dengan sempurna dalam gaya visual game, menciptakan atmosfer yang autentik dan imersif. Setiap karakter yang dapat dimainkan mewakili ras yang berbeda, mulai dari manusia, Oni (iblis), hingga siluman binatang, memperkaya keragaman narasi. Karakter non-playable juga dirancang dengan detail, menegaskan komitmen pengembang terhadap penggambaran “anime” yang menyeluruh dalam setiap aspek visual game.
Tiga Karakter, Tiga Kisah Berbeda dalam Lintas Waktu
Yasha Legends of the Demon Blade memperkenalkan tiga karakter yang dapat Anda gunakan: Shigure, Sara, dan Taketora. Ketiganya memiliki narasi cerita yang berbeda, tidak hanya dari segi alur, tetapi juga dalam rentang waktu kejadiannya.
Shigure digambarkan dalam linimasa “saat ini”, sebagai seorang remaja yang mengemban misi rahasia dari klannya, dengan petualangannya menjadi fokus utama cerita.
Sara sepertinya berada beberapa belas tahun sebelum masa sekarang, di mana Shigure masih sangat kecil, mungkin sekitar usia lima tahun.
Taketora memiliki linimasa yang sedikit lebih maju dari Sara namun tetap mendahului cerita Shigure, di mana Shigure sudah lebih dewasa dibandingkan cerita Sara.
Meskipun berlatar di rentang waktu yang berbeda, cerita ketiga karakter ini memiliki benang merah yang sama, yaitu perjuangan mereka melawan siluman berekor sembilan yang berupaya mengacaukan dunia.
Gaya Bermain yang Beragam untuk Setiap Karakter
Tiga karakter utama ini menawarkan gaya bermain yang sangat berbeda, memungkinkan Anda menyesuaikan strategi dengan preferensi:
Shigure berfokus pada pertarungan jarak dekat dengan penggunaan “Iai Stance”, sebuah mekanik Parry (disebut Mystic Arte dalam game) yang memberikan keuntungan signifikan jika berhasil dieksekusi.
Sara mengusung gaya bertarung yang lebih agresif dengan pedang ganda. Mystic Arte-nya memungkinkannya menjadi “TERMOTIVASI” setelah Parry yang berhasil, mencerminkan arketipe karakter yang cepat dan bergaya.
Taketora menjadi satu-satunya karakter dengan serangan jarak jauh menggunakan panah. Pertarungan jarak dekatnya sederhana, dan ia juga memiliki Mystic Arte yang unik. Menurut pengembang, Taketora adalah karakter yang paling mudah digunakan, memungkinkan serangan jarak jauh tanpa terlalu memikirkan Parry, cukup dengan mengandalkan Charged Shot.
Mekanisme Permainan Roguelite: Loop Hingga Tamat dan Progres dari Kematian
Sebagai game Roguelite, pengulangan adalah bagian integral dari pengalaman bermain Yasha Legends of the Demon Blade. Mekanisme “Loop Hingga Tamat” berarti Anda akan mengulang beberapa tahapan, meskipun variasi antar babak mungkin terasa minim, menciptakan kesan repetitif. Namun, ini adalah ciri khas genre Roguelite yang menempatkan kegagalan sebagai bagian dari proses peningkatan karakter. Setiap kali Anda kembali ke awal, Anda akan memiliki kesempatan untuk meningkatkan damage dan status lainnya menggunakan sumber daya yang terkumpul.
Setiap babak juga berfungsi sebagai checkpoint, memungkinkan peningkatan yang lebih besar setiap kali babak baru terbuka. Anda tidak perlu mengulang loop dari babak sebelumnya jika sudah mencapai babak terbaru, memberikan fleksibilitas dalam progres.
Variasi Senjata dan Efek Unik
Yasha Legends of the Demon Blade memiliki mekanisme persenjataan yang menarik. Setiap karakter dapat membawa dua senjata, dan setiap senjata memiliki efek yang berbeda. Contohnya, Taketora dapat membawa panah dengan damage tinggi namun tanpa area efek, dan mengimbanginya dengan panah Ricochet untuk membersihkan minion dengan lebih mudah. Senjata juga dapat ditingkatkan efeknya menggunakan material, dan setelah menamatkan cerita, Anda dapat mengakses material yang lebih kuat untuk level peningkatan yang lebih tinggi.
Hub Penghubung: Desa dengan Berbagai Fitur Penting
Untuk mempermudah perjalanan Anda, game ini menyediakan Hub, atau Desa penghubung antar stage. Desa ini berfungsi sebagai pusat aktivitas, menawarkan berbagai fasilitas seperti tempat heal, toko, restoran buff, toko skill, dan Challenge. Restoran memungkinkan Anda membeli makanan untuk mendapatkan buff dengan syarat telah mengumpulkan bahan masakan selama run. Sementara itu, Challenge menawarkan tantangan opsional dengan bonus efek dalam run Anda. Jika kalah, Anda akan kembali ke tempat challenge dengan setengah darah, menjaga keseimbangan tantangan dan penghargaan.
Mode “Hell Floor”: Tantangan Sebenarnya Setelah Tamat
Menamatkan Yasha Legends of the Demon Blade tidak berarti petualangan berakhir. Setelah cerita utama selesai, mode “Hell Floor” akan terbuka. Mode ini menyajikan tantangan level “neraka” dengan berbagai bonus tertentu. Pemain dapat mengatur sendiri tingkat kesulitan tantangan, seperti persentase tambahan jumlah musuh, damage musuh, besaran critical musuh, pengurangan max HP pemain, dan berbagai modifikasi lain yang dapat meningkatkan tingkat kesulitan secara signifikan. Fitur ini dirancang khusus untuk para veteran genre Roguelike yang mencari tantangan sejati.
Sederhana, Menyenangkan, dan Dapat Dinikmati Semua Kalangan
Secara keseluruhan, Yasha Legends of the Demon Blade menyajikan pengalaman Roguelite yang simpel namun sangat menghibur. Game ini cocok dinikmati tidak hanya oleh penggemar setia genre ini, tetapi juga oleh gamer kasual yang ingin mencicipi Roguelite tanpa kerumitan berlebihan. Kesederhanaan ini, bagaimanapun, bisa menjadi pedang bermata dua. Variasi stage yang kurang banyak terkadang membuat beberapa momen terasa terlalu repetitif dibandingkan dengan game Roguelike atau Roguelite pada umumnya.
Untuk menamatkan game ini tidak terlalu sulit, hanya membutuhkan sedikit kesabaran. Jika Anda menemukan build yang optimal, seperti yang bisa dicapai dengan karakter Taketora, permainan akan terasa sangat mudah. Tantangan sebenarnya baru muncul pada fitur “Hell Floor” yang menyajikan berbagai restriksi untuk membuat permainan lebih hardcore. Fitur ini hadir sebagai opsi bagi para penikmat genre Roguelike yang ingin menantang diri mereka hingga tingkatan tertinggi.
Pengembang merekomendasikan game ini untuk gamer kasual yang ingin merasakan genre Roguelite/Roguelike, serta bagi para veteran genre yang mencari game yang sedikit lebih santai. Apakah Anda tertarik untuk memainkan Yasha Legends of the Demon Blade? (*)