Kontroversi Game Upin & Ipin Universe: Boikot Menggema, Ada Apa dengan Kualitas dan Harga?

4 Min Read

Duniagame.net – Game Upin & Ipin Universe tengah menjadi sorotan hangat di kalangan gamer Malaysia. Sejak perilisannya, game animasi lokal yang dikembangkan oleh Streamline Studios dan Les Copaque Production ini justru menuai gelombang boikot di media sosial, terutama X (Twitter).

Fenomena ini memunculkan pertanyaan besar: apakah game yang diantisipasi banyak penggemar ini gagal memenuhi ekspektasi, terutama dari segi kualitas dan harga?

Gelombang protes para gamer ini terpantau melalui berbagai tagar yang ramai diperbincangkan di platform X. Dua tagar utama yang mencuat adalah #BoikotLesCopaque dan #BoikotStreamlineMedia, langsung menargetkan pihak pengembang game.

Selain itu, pencarian dengan kata kunci “Upin Ipin Universe” di X juga akan menampilkan beragam keluhan dan ajakan boikot dari para pengguna yang merasa kecewa. Situasi ini menunjukkan tingkat ketidakpuasan yang signifikan di tengah komunitas gamer terhadap produk lokal yang digadang-gadang ini.

Harga Tak Sebanding Kualitas: Keluhan Utama Gamer

Mayoritas keluhan yang diungkapkan para gamer di X berpusat pada satu isu krusial: harga game yang dianggap tidak sebanding dengan kualitas atau konten yang ditawarkan. Dengan kisaran harga 170 Ringgit Malaysia (sekitar Rp 650.000), banyak pengguna menilai bahwa banderol tersebut terlalu mahal untuk sebuah game yang menyasar segmen keluarga dan anak-anak. Angka ini seringkali disandingkan dengan harga game-game kelas atas (AAA) yang notabene menawarkan kualitas grafis, cerita, dan gameplay yang jauh lebih kompleks dan minim masalah.

Selain harga, banyaknya bug dan error yang ditemukan saat bermain game Upin & Ipin Universe juga menjadi pemicu utama seruan boikot. Beberapa masalah yang dilaporkan pengguna antara lain:

  1. Karakter yang tersangkut (stuck) di objek.
  2. Game yang crash atau tertutup otomatis secara tiba-tiba.
  3. Frame drop atau animasi yang macet, mengganggu pengalaman bermain.
  4. Dan berbagai masalah teknis lainnya yang mengurangi kenyamanan.

Pengguna X dengan nama akun @sumuhunbuk misalnya, secara terang-terangan menyatakan bahwa harga game ini terlalu mahal dan tidak sesuai dengan kualitas yang disajikan. Keluhan serupa juga membanjiri laman ulasan (review) Upin Ipin Universe di platform distribusi game Steam.

Di sana, game ini mendapatkan puluhan ulasan campuran (mixed), antara positif dan negatif. Mereka yang memberikan ulasan negatif umumnya berpendapat bahwa game ini tidak layak dimainkan jika dibandingkan dengan harganya, mengingat konten yang ditawarkan terlalu sederhana dan ringkas.

Polemik Pengembang dan Kreator Konten: Tambahan Amunisi Boikot

Selain masalah kualitas dan harga, polemik internal antara pihak pengembang dengan staf dan kreator konten juga menjadi pemicu lain hadirnya tagar boikot. Beberapa gamer menyoroti isu ketidakadilan dan budaya perusahaan yang toxic di balik layar pengembangan game ini.

Salah satu pengguna X dengan akun SEAGamethetic secara terbuka mengajak pengguna lain untuk tidak membeli game Upin & Ipin Universe. Ia bahkan menyarankan agar pengembang game dilaporkan karena dianggap bermasalah dan tidak menghargai kreator konten.

Seruan senada juga dilayangkan oleh gamer lain bernama Ainasuraya, yang mendesak para pengguna untuk tidak membeli game ini lantaran dianggap tidak adil terhadap karyawan dan memiliki budaya perusahaan yang tidak sehat.

Dengan demikian, gelombang boikot terhadap game Upin & Ipin Universe tidak hanya didasari oleh masalah teknis dan harga, tetapi juga diperparah dengan isu etika dan perlakuan terhadap karyawan di lingkungan pengembang. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen semakin peduli tidak hanya pada produk, tetapi juga pada proses di balik pembuatannya.(*)

Bagikan artikel ini
Tulis komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version